Operator MotoGP, Dorna Sport, mengubah regulasi balap setelah kecelakaan menimpa pembalap Avintia Racing Loris Baz di Sirkuit Sepang, awal bulan ini. Perubahan itu terletak pada penggunaan sensor tekanan udara pada ban.
CEO Dorna Sport, Carmelo Ezpeleta, mengatakan regulasi baru tersebut tak lepas dari insiden yang hampir merenggut nyawa Bas. Pasalnya, tekanan udara yang salah menyebabkan ban motor Baz pecah saat sang pembalap meluncur hampir 300 km/jam di Sirkuit Sepang.
"Sistem untuk melakukan hal ini (Sensor tekanan udara) diusulkan oleh anggota MSMA dan akan digunakan sejak ujicoba di Phillip Island. Permasalahan ini akan segera berakhir," kata Ezpeleta, dikutip Motorcycle.
Sebelumnya, saat ujicoba hari kedua di Sirkuit Sepang, 2 Februari 2016 lalu, Baz mengalami kecelakaan mengerikan. Dia terseret hampir 200 meter setelah motornya mengalami pecah ban belakang. Beruntung insiden tersebut tidak merenggut nyawa sang pembalap.
Bas masih bisa berjalan menuju paddock usai kecelakaan tersebut, dia bahkan kembali melanjutkan ujicoba pada hari yang sama. Meski begitu, sejumlah pembalap buka suara menyusul insiden tersebut, menurut pembalap senior Valentino Rossi, kecelakaan tersebut bisa menimpa siapa saja.
"Kecelakaan (pecah ban) seperti itu adalah hal paling berbahaya yang terjadi. Loris sangat, sangat beruntung masih ada di sini," kata Rossi, dikutip Crash.
"Saat ini yang terpenting adalah Michelin mencari tahu penyebab pecah ban itu, karena ketika Anda berada di trek lurus, Anda berada pada perasaan yang paling nyaman, Anda merasa sangat cepat, tetapi sesuatu terjadi, itu mengerikan," kata Rossi.